Rss Feed

Apa Kabar Semuanya !!!!

Jepara Accident

Perjalanan menuju Bandengan pun dimulai. Seperti biasa, Yusuf ridho & aji sudah melaju paling depan meninggalkan rombongan lainnya. Saya & Beny melaju paling belakang bersama beberapa anak lain. Kami menikmati pemandangan indah yang terhampar disekitar kami. Lalu, tiba-tiba beberapa anak didepan kami menghentikan motornya & memarkirnya didepan sebuah rumah. Disana tampak banyak kendaraan teman kami yang juga diparkir disitu. Awalnya saya menyangka jangan-jangan ada yang motornya bocor lagi tapi ternyata dugaan saya salah besar.

Hal yang lebih tak terduga baru saja terjadi, saya turun & meninggalkan Beny yang masih memarkir motornya. Kerumunan anak menjadi pemandangan pertama yang kulihat. Saya mencoba bertanya apa gerangan yang sedang terjadi tapi semuanya tak memberi jawaban pasti. Lalu saya mendengar ada yang bilang Zie masih pingsan didalam rumah, wah makin bingung nih apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya saya menghampiri kerumunan lainnya didekat pintu samping rumah. Tampak Zie kelur dari dalam rumah masih dalam keadaan sempoyongan lalu tiba-tiba dia pingsan lagi. Saya segera meninggalkan kerumunan itu dan bertanya pada Ayu apa yang sebenarnya terjadi, ternyata baru saja terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang melibatkan Zie & penduduk lokal. Cerita bermula ketika Zie yang melaju kencang di tikungan menabrak pengendara motor yang tak ber-helm & parahnya tak memberi rating ketika hendak berbelok. Tabrakan keraspun terjadi. Para pengendara motor itu pun terlempar dari motornya. Hmm, karena itulah semua anak ini berkumpul disini. Yang saya bingungkan adalah mengapa para korban kecelakaan itu tak segera dibawa kerumah sakit ? Wuih, ternyata karena orang Jepara ini menunggu mobil tetangganya & tak mau mengeluarkan mobilnya sendiri. Hal yang membuat kami cukup ketakutan adalah ketika ada yang bilang kalau korban yang ditabrak Zie adalah anak bos besar dari Jakarta. Mbak Restu dibantu oleh Haris Muzakki mencoba berbicara dengan pemilik rumah tapi pembicaraan ini malah menjadi perdebatan yang tak berujung karena si pemilik rumah menginginkan agar motor Zie ditinggalkan sebagai jaminan tapi tentu saja itu tidak mungkin. Akhirnya diputuskan jika Zie dibawa ke Puskesmas terdekat & korban tadi dibawa kerumah sakit. Kami pun kembali melaju dan berhenti di Twin Bridge. Disana telah menunggu yaitu rombongan lainnya yang berhenti untuk menunggu kami. Kami semua tiba-tiba didatangi oleh keluarga korban hingga 2 kali. Mereka meminta beberapa anak dari kami untuk ikut ke rumah sakit. Akhirnya sisa anak yang berada di Twin Bridge memutuskan untuk istirahat sejenak. Kami memakan makanan yang telah dibawa didalam mobil. Untuk melepas perasaan capek, kami mengisi waktu luang dengan berfoto ria. Setelah itu, cipok tralala memutuskan untuk beribedah di musholla terdekat. Yu2n meminta agar rombongan yang telah tiba di Bandengan agar lebih baik pulang ke Demak. Setelah berdiskusi dengan yang lainnya, kami memutuskan untuk menyusul ke Rumah Sakit Kleket. Saya & Beny memimpin perjalanan karena saya bertugas untuk menanyakan jalan pada penduduk sekitar tentang lokasi Rumah Sakit Kleket. Pemandangan hutan karet yang kami lewati benar-benar menyejukkan mata tapi sayang, gara-gara satu pemandangan ganjil, perasaan teman-teman jadi ikutan jelek. Akhirnya kami tiba di Rumah Sakit Kleket. Rumah Sakit yang besar & bagus. Setelah memarkir motor, kami beranjak dulu ke warung terdekat untuk menenangkan diri sejenak sambil mengisi perut. Kami lalu berjalan memasuki Rumah Sakit, entah kenapa disana juga banyak teman dari kelas lain yang ada disitu... ternyata mereka kabar tersebut telah meluas karena anak-anak -tersebut ternyata juga ikut berlibur di Bandengan & mereka tahu dari cipok tralala yang ada di Bandengan. Sungguh disayangkan, karena anak-anak dari kelas lain itu juga memakan jatah makan teman-teman kami hingga teman-teman kami tidak kebagian & kelaparan. Akhirnya dari situ kami tahu jika korbannya adalah anak majikan pemilik rumah. Anehnya, kami sekali lagi bernegosiasi dengan keluarga korban tapi mereka mempersulit kami dengan tak mau dibayar dulu & malah memilih kamar VIP. Hmm, akhirnya kami memutuskan untuk tetap ganti rugi dengan membayar biaya perawatan selama 1 hari. Ada yang menjengkelkan dalam kasus ini karena Wati menyerahkan SIM-nya pada keluarga korban. Oia, ketika semuanya beribadah dirumah sakit, semuanya berdoa agar masalah kami ini segera selesai. Kamipun memutuskan untuk pulang ke Demak dengan hati yang agak berat karena masalah ini. Pengalaman yang memerat hubungan persaudaraan kami. Terima kasih teman-teman atas kesolidannya.

1 komentar:

Dunia Kita mengatakan...

Cerita yang mendramatisir.Mengingatkan masa lalu kita yang kelam.Tapi jepara accidentlah klimaks dari CIPOKERS membuktikan pada dunia betapa solidnya persahabatan diantara kita.



Dunia Kita.
biraptorxxx2.blogspot.com

Posting Komentar